“Suamiku selingkuh !! Aku harus mencari tau siapa wanita
itu. Dasar
wanita murahan!! Wanita kurang ajar!! Kalau ketemu akan kuremas-remas (apanya
ya?), kujambak rambutnya, kutendang sampai terlempar dari bumi, atau kalau bisa
akan kupotong-potong menjadi delapan!!” kata seorang isteri yang suaminya
ketahuan selingkuh.
Diselingkuhi? Sepertinya bukan sesuatu banget bagi setiap orang. Terutama bagi mereka
yang telah memiliki mahligai perkawinan. Karena perkawinan/pernikahan adalah
sebuah relasi yang dibangun atas dasar kepercayaan. Tanpa kepercayaan,
pernikahan akan serasa sia-sia, atau bahkan runtuh. Bagi orang yang pernah
diselingkuhi pasti merasa sakit, kecewa, sedih, kehilangan rasa percaya diri,
bahkan kehilangan kepercayaan terhadap pasangannya. *gak usah dibayangin deh rasanya…
Perselingkuhan
itu sendiri adalah sesuatu yang tidak baik karena memiliki banyak dampak buruk
yang mungkin tidak terpikirkan oleh seseorang. Selingkuh yang dilakukan dengan
pasangan yang tidak resmi di luar nikah baik dengan laki-laki atau wanita nakal
maupun yang baik tetap saja tidak baik. Fenomena ini sangat merebak dan terjadi
di berbagai kalangan. Perselingkuhan bisa terjadi di kalangan pejabat ataupun
di kalangan rakyat biasa. Perselingkuhan bisa juga terjadi di sebuah keluarga
di mana suami/isterinya kelihatan sangat harmonis, bahkan kalau tetangga
melihat keluarga ini, sangatlah tidak mungkin salah satu pasangannya selingkuh.
Namun kenyataannya, banyak keluarga yang tampaknya harmonis, tetap saja ada
perselingkuhan. Perseligkuhan bisa terjadi meski pasangan mereka sudah sangat
baik hati.
A. PENYEBAB TERJADINYA PERSELINGKUHAN
Beberapa
sumber mengatakan, bahwa penyebab terjadinya perselingkuhan itu sangatlah
beragam. Di antaranya adalah:
1.
Ingin
menghindari masalah rumah tangga atau massalah pribadi…*bego ya, menghindari masalah kok malah menambah masalah….…
2.
Memiliki
keimanan dan ketakwaan yang rendah pada agamanya.
3.
Gemar
bermain cinta dengan yang bukan isteri/suami resmi.
4.
Memiliki
nafsu birahi yang tinggi dan tidak terkontrol.
5.
Punya
sifat dan bakat playboy/playgirl sejak sebelum menikah.
6. Untuk menghilangkan rasa sakit hati atau sedih akibat kehilangan.
7. Suami atau isteri tidak bisa membahagiakan/menyenangkan dirinya.....*tuh, makanya kita sebisa mungkin
membahagiakan pasangan kita. Biar mereka tidak mencari kebahagiaan di tempat
lain. Halah,
8. Sifat mau menang sendiri atau ego pada pasangan.
9. Rasa ingin coba-coba bagaimana rasanya selingkuh.
10. Pertengkaran dalam rumah tangga.
11. Tidak mampu menepati janji suci komitmen pernikahan....*jambu donk...
12. Dorongan atau pengaruh buruk dari lingkungan sekitar yang sesat.
13. Pasangan resmi tidak jujur ketika belum menikah sehingga kecewa.
14.
Hobi
yang menjurus ke arah selingkuh seperti clubbing, pijat, chatting, dll.
15. Ketemu mantan pacar.
16. Tidak memiliki keturunan.
17. Karena alasan materi.
Mungkin masih banyak lagi deh faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya perselingkuhan. Barangkali temen-temen punya alasan yang lainnya
untuk berselingkuh, telefon aku ya....727 6 kali.....hehe....biar bisa aku
catet dalam uraian di atas. Hadeeeeh....
B.
AKIBAT TERJADINYA PERSELINGKUHAN
1.
Reaksi Emosi Akibat Diselingkuhi
Ada contoh cerita. Nia adalah
seorang ibu rumah tangga yang sudah lama menikah dan mempunyai 2 orang anak. Ia
merasa sangat terkejut dan shock ketika tahu ternyata suaminya memiliki wanita
idaman lain (WIL). Ia merasa dibohongi, dikhianati dan dibodohi oleh suaminya
karena selama ini dia merasa tidak memiliki masalah apapun dalam rumah
tangganya. Dia juga merasa bahwa selama ini dia sudah melakukan yang terbaik
untuk suami dan anak-anaknya. Nia tidak habis pikir, apa kesalahannya sampai
sang suami tega mengkhianatinya.
Kesedihan dan kekecewaan itu
benar-benar dirasakan secara mendalam oleh Nia, sampai dia sendiri akhirnya
tidak mengerti kenapa setelah peristiwa itu tubuhnya sering bereaksi secara
aneh. Seperti waktu sedang membaca majalah tiba-tiba saja jantungnya berdetak
keras sekali, atau ketika sedang memasak tiba-tiba ia merasa kaku dan tangannya
tidak bisa digerakkan, pada waktu sedang menonton televisi tiba-tiba tangannya
berkeringat. Selain itu, Nia juga kehilangan nafsu makan dan berat badannya
turun drastis.
Nia sulit sekali melupakan apa yang
sudah diperbuat oleh suami terhadapnya. Berkali-kali muncul dalam pikiran
bayangan ketika suaminya sedang bermesra-mesraan dengan selingkuhannya, atau
sedang makan malam berdua, ketika suaminya sedang memeluk dan memegang
tangannya, apalagi ketika tidak pulang dengan alasan ada tugas keluar kota. Membayangkan
apa yang terjadi di antara mereka semakin membuat perasaan Nia hancur dan
tersayat. Nia sendiri menyadari bahwa setelah terbongkarnya skandal itu ia
malah jadi sering curiga dan tidak percaya pada semua kata-kata dan aktivitas
suaminya. Untuk itu ia sering memonitor setiap gerakan suaminya. Tidak hanya
itu, Nia jadi mudah sekali tersinggung, dan hampir semua kata-kata suaminya
ditanggapi dengan kemarahan. Nia merasa dirinya semakin sulit mengendalikan
emosinya sendiri.
Menurut pandangan para ahli, reaksi
yang terlihat pada Nia adalah reaksi yang wajar jika seseorang menghadapi suami
yang berselingkuh, dan reaksi tersebut mengindikasikan bahwa Nia mengalami
serangan kecemasan dan gejala-gejala seperti layaknya orang yang mengalami
peristiwa traumatis. Biasanya, pasangan yang menghadapi masalah perselingkuhan
akan mengalami kondisi depresi yang lebih berat ketimbang pasangan yang sedang
mengalami permasalahan lainnya. Tidak jarang salah satu pihak karena tidak
tahan akan beban mental yang harus ditanggung, akhirnya memutuskan untuk bunuh
diri atau membunuh pasangannya. Memang tindakan tersebut kelihatannya sangat
ekstrim, namun pada kenyataannya hal tersebut sering terjadi.
2.
Perceraian
Dalam memulai hubungan perkawinan,
setiap pasangan berharap akan mempertahankan mahligai rumah tangga selamanya.
Namun jika takdir kadang berkata lain, badai rumah tangga akhirnya bisa
merontokkan janji tersebut dan berakhir di meja perceraian.
Berdasarkan data perceraian di
seluruh Indonesia pada tahun 2010, masalah utama perceraian dipicu karena
masalah ekonomi. Di urutan kedua, pemicu perceraian adalah perselingkuhan.
Dalam kasus perselingkuhan ini, Jawa Timur menempati urutan tertinggi dengan
7.172 kasus, menyusul Jawa Barat sebanyak 3.650 kasus dan posisi ketiga
ditempati Jawa Tengah sebanyak 2.503 kasusu. Data ini dilansir Badan Peradilan
Agama Mahkamah Agung.
Memang, perceraian tidak dilarang
dalam Islam sekalipun dibenci oleh Allah SWT. Nabi SAW bersabda, „perkara halal
yang paling dibenci oleh Allah ialah talak“ (HR.Abu Dawud).
C.
SEMUA ADA SOLUSINYA
Apa sih yang bisa kita lakukan apabila kepercayaan
terhadap pasangan pudar akibat perselingkuhan? Sebenarnya ada beberapa tips
supaya perkawinan kita tetep langgeng walaupun badai itu menerpa kita. Tips ini
diterapkan kepada kedua belah pihak, tidak hanya bagi yang tersakiti saja.
1. Janganlah menutupi atau mengurangi kadar perbuatan yang telah merenggut
kepercayaan. Maksudnya, bagi yang bersalah harus mengakui kesalahannya. Dan
meminta maaf adalah hal pertama yang harus dilakukan.
2. Kita harus menyadari bahwa pemulihan kepercayaan memerlukan waktu yang
sangat panjang karena pihak yang terluka harus menyaksikan bukti demi bukti
perubahan. Kita tidak bisa dengan serta-merta mengubah pandangan yang telah
terbentuk. Perubahan hanya terjadi sedikit demi sedikit seiring dengan waktu
yang berjalan.
3. Kepercayaan seiring bertumbuh dengan respek. Ini berarti, pihak yang telah
menghilangkan kepercayaan mesti memperlihatkan kehidupan yang layak dipuji dan
mengundang respek.
4. Kepercayaan yang tumbuh seiring dengan kasih. Makin besar kasih, makin
besar kepercayaan. Ini berarti kita mesti membereskan masalah dalam pernikahan
yang telah menghilangkan kasih. Tidak tertutup kemungkinan kita pun memiliki
andil dalam hal ini.
5.
Kepercayaan dibangun di
atas kejujuran dan konsistenan. Pihak yang telah melukai harus bersedia membuka
diri seluas-luasnya agar semua tindakannya dapat dilihat. Dengan kata lain, ia
musti menutup kemungkinan munculnya kecurigaan dan sudah tentu ia menutupnya
dengan kejujuran, bukan dengan kebohongan. Kejujuran diwujudkan dalam
konsistenan yakni apa yang dikatakan, itu yang dilakukan. Jika berjanji pulang
jam 5, pulanglah jam 5. *bukan jam 5 pagi
loh yaaa....
6.
Kepercayaan dibangun di
atas resiko. Kita harus mengambil resiko untuk mempercayai kembali dan resiko
di sini berarti resiko untuk dilukai kembali.
7.
Point terakhir ini
khusus bagi yang terluka, yang merasa sangat berat beban yang dirasakan:
a. Biarkan diri Anda mengalami segala macam yang berkecamuk dalam hati dan
pikiran, jangan ditekan ataupun ditahan-tahan karena emosi yang ditekan hanya
akan menghabiskan energi yang diperlukan untuk membangun kembali kehidupan
Anda. Energi negatif yang ditahan-tahan justru akan membuat diri Anda semakin
dilingkupi kemarahan dan sulit untuk bisa berfikir dan bertindak positif.
b. Cobalah meminta bantuan terapis, konselor ataupun orang-orang yang ahli
dalam mengatasi persoalan perkawinan. Carilah terapis yang benar-benar mampu
membantu Anda mengekspresikan dan mengendalikan perasaan Anda tersebut.
c. Curahkanlah segala perasaan, kepahitan dan kekecewaan Anda pada Allah SWT,
karena pada akhirnya Allah pasti akan membantu Anda mengatasi kerumitan hidup
jika Anda memang benar-benar menghendakinya.
Lalu, bagaimanakah kita—sebagai pihak yang telah dikhianti– bisa
hidup aman, nyaman dan tenteram dalam keutuhan perkawinan setelah
perselingkuhan? Jawabannya terpulang pada individu masing-masing. Bilamana
kebersamaan dalam ikatan perkawinan itu jauh lebih penting daripada yang
lain-lainnya, kenapa kita tidak mulai hidup dengan lebih bertanggungjawab,
lebih memaknai kesetiaan dan lebih menghargai diri sebagai individu yang
bermoral. Meski penyebab-penyebab perselingkuhan tersebut terus akan mengancam
kita setiap saat, kalau kita kokoh, taat ajaran agama, punya visi dan misi
untuk menatap kehidupan anak kita di masa depan dan ingin terbebas dari derita
psikologis semacam was-was, bohong, dusta, abai, cemburu, dendam, dongkol,
rendah diri dan sebagainya, mungkin kita bisa melalui perkawinan dan
memenangkan kehidupan perkawinan itu dalam ranah yang kita sebut ‘keutuhan
cinta di atas riak-riak gelombang’
Emang sih, FORGIVEN BUT NOT FORGOTEN. Tapi hidup harus jalan terus............Yuhuuuuuuy.............
Emang sih, FORGIVEN BUT NOT FORGOTEN. Tapi hidup harus jalan terus............Yuhuuuuuuy.............
Bagaimana dengan pihak yang telah melakukan selingkuh?
Bersandarlah pada hakekat ‘first and last’, jangan ada lagi, dan
anggap itu sebagai kesalahan fatal yang tidak boleh terulang.
Yuk menjadi orang baik! Siapa bilang selingkuh itu indah???
Yuni Andriyani, 1
Januari 2012
Sumber:
mediasari.com
ARTIKEL, Remaja dan
Cinta 12 Januari 2009
Kompasiana, 27 November 2011
teman
teman dekat
sahabat
sahabat dekat
sodara
tetangga kanan
tetangga kiri
tetangga depan rumah
tetangga belakang rumah.....ups, gak ada ding.....belakang rumah sungai...:))
teman
teman dekat
sahabat
sahabat dekat
sodara
tetangga kanan
tetangga kiri
tetangga depan rumah
tetangga belakang rumah.....ups, gak ada ding.....belakang rumah sungai...:))
oke nice artikelnyaa bermanfaat bingit gan
ReplyDelete