SIAPA BILANG SELINGKUH ITU INDAH???

Sunday, January 1, 2012


“Suamiku selingkuh !! Aku harus mencari tau siapa wanita itu. Dasar wanita murahan!! Wanita kurang ajar!! Kalau ketemu akan kuremas-remas (apanya ya?), kujambak rambutnya, kutendang sampai terlempar dari bumi, atau kalau bisa akan kupotong-potong menjadi delapan!!” kata seorang isteri yang suaminya ketahuan selingkuh.
Diselingkuhi? Sepertinya bukan sesuatu banget bagi setiap orang. Terutama bagi mereka yang telah memiliki mahligai perkawinan. Karena perkawinan/pernikahan adalah sebuah relasi yang dibangun atas dasar kepercayaan. Tanpa kepercayaan, pernikahan akan serasa sia-sia, atau bahkan runtuh. Bagi orang yang pernah diselingkuhi pasti merasa sakit, kecewa, sedih, kehilangan rasa percaya diri, bahkan kehilangan kepercayaan terhadap pasangannya. *gak usah dibayangin deh rasanya…
Perselingkuhan itu sendiri adalah sesuatu yang tidak baik karena memiliki banyak dampak buruk yang mungkin tidak terpikirkan oleh seseorang. Selingkuh yang dilakukan dengan pasangan yang tidak resmi di luar nikah baik dengan laki-laki atau wanita nakal maupun yang baik tetap saja tidak baik. Fenomena ini sangat merebak dan terjadi di berbagai kalangan. Perselingkuhan bisa terjadi di kalangan pejabat ataupun di kalangan rakyat biasa. Perselingkuhan bisa juga terjadi di sebuah keluarga di mana suami/isterinya kelihatan sangat harmonis, bahkan kalau tetangga melihat keluarga ini, sangatlah tidak mungkin salah satu pasangannya selingkuh. Namun kenyataannya, banyak keluarga yang tampaknya harmonis, tetap saja ada perselingkuhan. Perseligkuhan bisa terjadi meski pasangan mereka sudah sangat baik hati.


A.   PENYEBAB TERJADINYA PERSELINGKUHAN

Beberapa sumber mengatakan, bahwa penyebab terjadinya perselingkuhan itu sangatlah beragam. Di antaranya adalah:
1.    Ingin menghindari masalah rumah tangga atau massalah pribadi…*bego ya, menghindari masalah kok malah menambah masalah….…
2.    Memiliki keimanan dan ketakwaan yang rendah pada agamanya.
3.    Gemar bermain cinta dengan yang bukan isteri/suami resmi.
4.    Memiliki nafsu birahi yang tinggi dan tidak terkontrol.
5.    Punya sifat dan bakat playboy/playgirl sejak sebelum menikah.
6.    Untuk menghilangkan rasa sakit hati atau sedih akibat kehilangan.
7.    Suami atau isteri tidak bisa membahagiakan/menyenangkan dirinya.....*tuh, makanya kita sebisa mungkin membahagiakan pasangan kita. Biar mereka tidak mencari kebahagiaan di tempat lain. Halah,
8.    Sifat mau menang sendiri atau ego pada pasangan.
9.    Rasa ingin coba-coba bagaimana rasanya selingkuh.
10. Pertengkaran dalam rumah tangga.
11. Tidak mampu menepati janji suci komitmen pernikahan....*jambu donk...
12. Dorongan atau pengaruh buruk dari lingkungan sekitar yang sesat.
13. Pasangan resmi tidak jujur ketika belum menikah sehingga kecewa.
14. Hobi yang menjurus ke arah selingkuh seperti clubbing, pijat, chatting, dll.
15. Ketemu mantan pacar.
16. Tidak memiliki keturunan.
17. Karena alasan materi.

Mungkin masih banyak lagi deh faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perselingkuhan. Barangkali temen-temen punya alasan yang lainnya untuk berselingkuh, telefon aku ya....727 6 kali.....hehe....biar bisa aku catet dalam uraian di atas. Hadeeeeh....


B.   AKIBAT TERJADINYA PERSELINGKUHAN

1.    Reaksi Emosi Akibat Diselingkuhi
Ada contoh cerita. Nia adalah seorang ibu rumah tangga yang sudah lama menikah dan mempunyai 2 orang anak. Ia merasa sangat terkejut dan shock ketika tahu ternyata suaminya memiliki wanita idaman lain (WIL). Ia merasa dibohongi, dikhianati dan dibodohi oleh suaminya karena selama ini dia merasa tidak memiliki masalah apapun dalam rumah tangganya. Dia juga merasa bahwa selama ini dia sudah melakukan yang terbaik untuk suami dan anak-anaknya. Nia tidak habis pikir, apa kesalahannya sampai sang suami tega mengkhianatinya.
Kesedihan dan kekecewaan itu benar-benar dirasakan secara mendalam oleh Nia, sampai dia sendiri akhirnya tidak mengerti kenapa setelah peristiwa itu tubuhnya sering bereaksi secara aneh. Seperti waktu sedang membaca majalah tiba-tiba saja jantungnya berdetak keras sekali, atau ketika sedang memasak tiba-tiba ia merasa kaku dan tangannya tidak bisa digerakkan, pada waktu sedang menonton televisi tiba-tiba tangannya berkeringat. Selain itu, Nia juga kehilangan nafsu makan dan berat badannya turun drastis.
Nia sulit sekali melupakan apa yang sudah diperbuat oleh suami terhadapnya. Berkali-kali muncul dalam pikiran bayangan ketika suaminya sedang bermesra-mesraan dengan selingkuhannya, atau sedang makan malam berdua, ketika suaminya sedang memeluk dan memegang tangannya, apalagi ketika tidak pulang dengan alasan ada tugas keluar kota. Membayangkan apa yang terjadi di antara mereka semakin membuat perasaan Nia hancur dan tersayat. Nia sendiri menyadari bahwa setelah terbongkarnya skandal itu ia malah jadi sering curiga dan tidak percaya pada semua kata-kata dan aktivitas suaminya. Untuk itu ia sering memonitor setiap gerakan suaminya. Tidak hanya itu, Nia jadi mudah sekali tersinggung, dan hampir semua kata-kata suaminya ditanggapi dengan kemarahan. Nia merasa dirinya semakin sulit mengendalikan emosinya sendiri.
Menurut pandangan para ahli, reaksi yang terlihat pada Nia adalah reaksi yang wajar jika seseorang menghadapi suami yang berselingkuh, dan reaksi tersebut mengindikasikan bahwa Nia mengalami serangan kecemasan dan gejala-gejala seperti layaknya orang yang mengalami peristiwa traumatis. Biasanya, pasangan yang menghadapi masalah perselingkuhan akan mengalami kondisi depresi yang lebih berat ketimbang pasangan yang sedang mengalami permasalahan lainnya. Tidak jarang salah satu pihak karena tidak tahan akan beban mental yang harus ditanggung, akhirnya memutuskan untuk bunuh diri atau membunuh pasangannya. Memang tindakan tersebut kelihatannya sangat ekstrim, namun pada kenyataannya hal tersebut sering terjadi.

2.  Perceraian
Dalam memulai hubungan perkawinan, setiap pasangan berharap akan mempertahankan mahligai rumah tangga selamanya. Namun jika takdir kadang berkata lain, badai rumah tangga akhirnya bisa merontokkan janji tersebut dan berakhir di meja perceraian.
Berdasarkan data perceraian di seluruh Indonesia pada tahun 2010, masalah utama perceraian dipicu karena masalah ekonomi. Di urutan kedua, pemicu perceraian adalah perselingkuhan. Dalam kasus perselingkuhan ini, Jawa Timur menempati urutan tertinggi dengan 7.172 kasus, menyusul Jawa Barat sebanyak 3.650 kasus dan posisi ketiga ditempati Jawa Tengah sebanyak 2.503 kasusu. Data ini dilansir Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung.
Memang, perceraian tidak dilarang dalam Islam sekalipun dibenci oleh Allah SWT. Nabi SAW bersabda, „perkara halal yang paling dibenci oleh Allah ialah talak“ (HR.Abu Dawud).



C.   SEMUA ADA SOLUSINYA

Apa sih yang bisa kita lakukan apabila kepercayaan terhadap pasangan pudar akibat perselingkuhan? Sebenarnya ada beberapa tips supaya perkawinan kita tetep langgeng walaupun badai itu menerpa kita. Tips ini diterapkan kepada kedua belah pihak, tidak hanya bagi yang tersakiti saja.
1.    Janganlah menutupi atau mengurangi kadar perbuatan yang telah merenggut kepercayaan. Maksudnya, bagi yang bersalah harus mengakui kesalahannya. Dan meminta maaf adalah hal pertama yang harus dilakukan.
2.    Kita harus menyadari bahwa pemulihan kepercayaan memerlukan waktu yang sangat panjang karena pihak yang terluka harus menyaksikan bukti demi bukti perubahan. Kita tidak bisa dengan serta-merta mengubah pandangan yang telah terbentuk. Perubahan hanya terjadi sedikit demi sedikit seiring dengan waktu yang berjalan.
3.    Kepercayaan seiring bertumbuh dengan respek. Ini berarti, pihak yang telah menghilangkan kepercayaan mesti memperlihatkan kehidupan yang layak dipuji dan mengundang respek.
4.    Kepercayaan yang tumbuh seiring dengan kasih. Makin besar kasih, makin besar kepercayaan. Ini berarti kita mesti membereskan masalah dalam pernikahan yang telah menghilangkan kasih. Tidak tertutup kemungkinan kita pun memiliki andil dalam hal ini.
5.    Kepercayaan dibangun di atas kejujuran dan konsistenan. Pihak yang telah melukai harus bersedia membuka diri seluas-luasnya agar semua tindakannya dapat dilihat. Dengan kata lain, ia musti menutup kemungkinan munculnya kecurigaan dan sudah tentu ia menutupnya dengan kejujuran, bukan dengan kebohongan. Kejujuran diwujudkan dalam konsistenan yakni apa yang dikatakan, itu yang dilakukan. Jika berjanji pulang jam 5, pulanglah jam 5. *bukan jam 5 pagi loh yaaa....
6.    Kepercayaan dibangun di atas resiko. Kita harus mengambil resiko untuk mempercayai kembali dan resiko di sini berarti resiko untuk dilukai kembali.
7.    Point terakhir ini khusus bagi yang terluka, yang merasa sangat berat beban yang dirasakan:
a.    Biarkan diri Anda mengalami segala macam yang berkecamuk dalam hati dan pikiran, jangan ditekan ataupun ditahan-tahan karena emosi yang ditekan hanya akan menghabiskan energi yang diperlukan untuk membangun kembali kehidupan Anda. Energi negatif yang ditahan-tahan justru akan membuat diri Anda semakin dilingkupi kemarahan dan sulit untuk bisa berfikir dan bertindak positif.
b.    Cobalah meminta bantuan terapis, konselor ataupun orang-orang yang ahli dalam mengatasi persoalan perkawinan. Carilah terapis yang benar-benar mampu membantu Anda mengekspresikan dan mengendalikan perasaan Anda tersebut.
c.    Curahkanlah segala perasaan, kepahitan dan kekecewaan Anda pada Allah SWT, karena pada akhirnya Allah pasti akan membantu Anda mengatasi kerumitan hidup jika Anda memang benar-benar menghendakinya.


Lalu, bagaimanakah kita—sebagai pihak yang telah dikhianti– bisa hidup aman, nyaman dan tenteram dalam keutuhan perkawinan setelah perselingkuhan? Jawabannya terpulang pada individu masing-masing. Bilamana kebersamaan dalam ikatan perkawinan itu jauh lebih penting daripada yang lain-lainnya, kenapa kita tidak mulai hidup dengan lebih bertanggungjawab, lebih memaknai kesetiaan dan lebih menghargai diri sebagai individu yang bermoral. Meski penyebab-penyebab perselingkuhan tersebut terus akan mengancam kita setiap saat, kalau kita kokoh, taat ajaran agama, punya visi dan misi untuk menatap kehidupan anak kita di masa depan dan ingin terbebas dari derita psikologis semacam was-was, bohong, dusta, abai, cemburu, dendam, dongkol, rendah diri dan sebagainya, mungkin kita bisa melalui perkawinan dan memenangkan kehidupan perkawinan itu dalam ranah yang kita sebut ‘keutuhan cinta di atas riak-riak gelombang’
Emang sih, FORGIVEN BUT NOT FORGOTEN.  Tapi hidup harus jalan terus............Yuhuuuuuuy.............
Bagaimana dengan pihak yang telah melakukan selingkuh? Bersandarlah pada hakekat ‘first and last’, jangan ada lagi, dan anggap itu sebagai kesalahan fatal yang tidak boleh terulang.
Yuk menjadi orang baik! Siapa bilang selingkuh itu indah???



Yuni Andriyani, 1 Januari 2012


Sumber:
mediasari.com
ARTIKEL, Remaja dan Cinta 12 Januari 2009
Kompasiana, 27 November 2011
teman
teman dekat
sahabat
sahabat dekat
sodara
tetangga kanan
tetangga kiri
tetangga depan rumah
tetangga belakang rumah.....ups, gak ada ding.....belakang rumah sungai...:))

Share this article :

1 comments:

 
Copyright © 2012. yuni andriyani - All Rights Reserved